MAKNA SIMBOLIS NASI TUMPENG

 MAKNA SIMBOLIS NASI TUMPENG

Tumpengan kebanyakan dikerjakan sebagai ungkapan syukur, menerima kasih kepada Tuhan atas anugerah apa pun bentuknya yang diterima, atas keselamatan, slametan, untuk memperingati moment atau moment perlu dan sebagainya. Saat pemotongan tumpeng, kebanyakan diserahkan kepada orang yang dihormati, yang dituakan, sebagai wujud penghormatan. Dan, setelah itu dimakan bersama sebagai lambang kerukunan, kebersamaan. Potong tumpeng termasuk menjadi salah satu ritual di dalam perayaan kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Merdeka.

Tradisi tumpeng awalannya  dikerjakan oleh masyarakat Jawa, Madura, Bali dan kini hampir semua rakyat Indonesia mengenal tumpeng. Falsafah tumpeng berkaitan erat dengan keadaan geografis Indonesia terutama pulau Jawa yang dipenuhi jajaran gunung berapi. Tumpeng berasal berasal dari formalitas purba masyarakat Indonesia yang memuliakan gunung sebagai tempat bersemayam para hyang atau arwah leluhur pesan nasi tumpeng .

Presiden Joko Widodo memotong tumpeng kala upacara peringatan ulang th. Kemerdekaan RI ke 74 tahun. Dok. Catering Proklamasi

Nasi tumpeng adalah salah satu ragam racikan nasi, yang jenisnya pun beragam. Pada th. 2013, Kementeritan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia perlihatkan nasi tumpeng sebagai salah satu berasal dari 30 ikon kuliner Indonesia. Selain nasi tumpeng, ikon kuliner Indonesia lainnya pada lain, nasi liwet, sate lilit Bali, sate ayam Madura, rawon Surabaya, urap sayuran Yogyakarta, nasi goreng kampung, dan gado-gado Jakarta.

Dalam masyarakat dan formalitas Jawa, nasi tumpeng miliki filosofi yang amat dalam. Misalnya, ujung tumpeng yang runcing dan termasuk anggota mustaka (kepala), merepresentasikan nirwana. Sedangkan anggota tubuh tumpeng melukiskan sistem emanasi (pancaran atau suatu hal yang memancar atau mengalir) dan penarikan ulang yang terdiri berasal dari tujuh tingkatan (Suwardi Endraswara, 2018).

Tujuh tingkatn emanasi itu dilukiskan di dalam ritual tingkeban atau tidhak siten. Tingkeban adalah perayaan bayi di dalam kandungan berumur tujuh bulan, yang melukiskan manusia udah terbentuk. Dalam ritual ini, ibu mesti mengenakan kain batik (jarit) tujuh kali. Slametan ini tergambar di dalam tujuh puncak tumpeng, tujuh macam bubur, dan tujuh macam rujak. Angka “tujuh” yang di dalam bahasa Jawa disebut pitu, berarti pitulungan, pertolongan.

Bentuk nasi tumpeng yang mengerucut, meruncing termasuk melambangkan harapan. Harapan supaya hidup selamanya sejahtera. Meruncing (mengerucut) melambangkan  tangan merapat untuk selamanya menyembah Tuhan. Kata tumpeng adalah akronim berasal dari “yen metu mesti mempeng”; kalau muncul mesti sungguh-sungguh. Bisa diartikan, kalau muncul tempat tinggal untuk bekerja, misalnya, mesti sungguh-sungguh.

Nasi yang digunakan kebanyakan nasi putih atau nasi uduk. Warna putih berarti suci supaya nasi tumpeng style ini sering disajikan di dalam upacara keagamaan. Sementara warna kuning melambangkan kesejahteraan, kekayaan, atau rezeki yang melimpah.

Macam-macam Tumpeng

Ternyata ada beraneka macam style tumpeng dan wujud yang berbeda-beda, dan juga digunakan untuk moment yang khusus pula. Antara lain:

Tumpeng Robyong: Tumpeng ini biasa disajikan pada kala upacara siraman menjelang acara pernikahan di dalam tradisi Jawa. Tumpeng robyong ditempatkan di  bakul yang ditambah dengan beraneka macam sayuran. Di puncak tumpeng  ditempatkan telur ayam, terasi, bawang merah, dan cabai. Tumpeng robyong merupakan lambang keselamatan, kesuburan, dan kesejahteraan; melukiskan kemakmuran sejati. Dalam upacara ditambah dengan tumpeng robyong dengan harapan supaya si pengantin atau pemohon selamanya di-obyong-obyong atau dikelilingi sanak saudara, handai taulan, dan teman-teman tercinta.

Tumpeng Nujuh Bulan: Sesuai dengan namanya, maka nasi tumpeng ini digunakan pada kala upacara tujuh bulanan kehamilan.  

Tumpeng ini terbuat berasal dari nasi putih berjumlah tujuh: satu tumpeng besar ditempatkan di sedang dikelilingi enam tumpeng kecil lainnya. Biasa disajikan di atas tampah yang dialasi daun pisang batu.

Tumpeng Nasi Kuning: Disebut tumpeng nasi kuning gara-gara menggunakan nasi berwarna kuning. Tumpeng ini digunakan untuk acara-acara syukuran, ungkapan kegembiraan. Misalnya, kelahiran, tunangan, pernikahan, apalagi termasuk naik pangkat. Warna kuning melambangkan kemuliaan, kekayaan, dan ethical yang luhur.

Tumpeng Dlupak : Puncak tumpeng ini cekung, seperti wujud dua telapan tangan yang dirapatkan menengadah ke atas di dalam doa. Tumpang dlupak memiliki kandungan makna supaya  keinginan dan harapan si empunya hajat dikabulkan.

Tumpeng Playon (salah satu sesaji di dalam tingkeban) adalah tumpeng yang ditempatkan di encek dengan lauk ingkung  atau ayam panggang. Sajian ini dinamakan tumpeng playon gara-gara berkaitan dengan cara pengambilannya, yakni dengan cara mlayu ‘berlari”. Dengan sesaji berbentuk tumpeng playon ini diinginkan kelak anak yang lahir pikirannya cerdas, pintar, dan gesit, dan juga penuh inisiatif.

Tumpeng Among-among –  Tumpeng among-among berbentuk nasi berbentuk kerucut   di lengkapi dengan sayur mayur dan lauk pauk. Tumpeng ini sebagai lambang penghormatan kepada kyai dan nyai amongsari dan juga kyai dan nyai bodo yang di percaya sebagai pamomong atau pengasuh manusia dan juga menjaga keselamatan manusia. Sekarang dimaknai sebagai memohon bantuan kepada Tuhan bagi keselamatan anak-cucu.

Tumpeng Pungkur: Tumpeng pungkur berbentuk nasi tumpeng seperti gunungan yang dibelah menjadi dua berasal dari atas hingga bawah; sesudah itu ditempatkan saling membelakangi, ungkur-ungkuran. Tumpeng ini ditambah dengan jangan adem atau sayuran yang tidak pedas; gudangan (urap) namun tidak menggunakan kecambah atau tauge, kangkung dan juga daun jlengor (daun ubi jalar). Tumpeng ini melambangkan perpisahan pada orang yang udah meninggal dengan yang tetap hidup. Tumpeng ini memiliki kandungan makna supaya orang yang mengadakan slametan terbebas berasal dari segala efek jahat atau sebagai tolak-bala,sehingga keadaan keluarga selamanya adam ayem


Tumpeng Megana. Tumpeng ini dibuat untuk merayakan suatu kelahiran, dengan nasi bewarna putih yang merupakan lambang kesucian dan sayur mayur yang merupakan lambang pengharapan doa bagi kehidupan sang anak kelak. Hiasan paling mencolok berasal dari tumpeng ini adalah telur, bawang merah, dan cabai berada di puncak tumpeng yang termasuk miliki makna di baliknya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengacara Pajak - Cara Menemukan Bantuan Untuk Audit IRS

Menjadi Akuntan Pajak

Sebelum Sawit Panen Perdana, Petani Bisa Cari Duit dengan Cara ini